Wednesday, 23 February 2011

Berkat KTM


Kendaraanku siap ku tunggangi, dipagi yang gemilang ku susuri jalanan yang padat akan aktivitas kendaraan yang memiliki tujuan yang berbeda-beda. Sedikit demi sedikit kurayapkan kendaraanku, hingga sampailah aku pada tujuanku. Hah apaan tujuannya??? Liat saja kebawah!
Kamis yang begitu indah menemaniku melancong pada suatu tempat yang sekaligus menjadi ciri khas kota ibu kota Indonesia yaitu Monumen Nasional (Monas) Jakarta. Yang memiliki ketinggian  132m dan pada pucuk tugu terdapat lidah api yang diselimuti dengan emas berkapasitas 45 kg. Lidah api yang terbuat dari perunggu memiliki tinggi 17 meter dan diameter 6 meter dengan berat 14,5 ton. Lidah api monas terdiri atas 77 bagian yang disatukan. Monas berbentuk lingga yoni. Pada bangunan monas dilapisi oleh marmer. Yah itulah monas yang mulai dibangun pada bulan Agustus 1959. Dimana keseluruhan bangunan Monas dirancang oleh para arsitek Indonesia yaitu Soedarsono, Frederich Silaban dan Ir. Rooseno. Monas sendiri diresmikan oleh presiden Soekarno pada tanggal 17 Agustus 1961, dan mulai dibuka untuk umum sejak tanggal 12 Juli 1975.
Sebelum memasuki tugu tersebut juga terdapat taman hutan kota disekitar Monas yang dulu dikenal dengan nama Lapangan Gambir. Kemudian sempat berubah nama beberapa kali menjadi Lapangan Ikada, Lapangan Merdeka, Lapangan Monas dan kemudian menjadi Taman Monas.
Dan juga kujumpai berjejernya para pedagang yang menjual pernak-pernik yang beraneka ragam. Kususuri terowongan, kujumpai museum dan menuju keatas. Ingat! Sebelumnya bayar dulu loh . . . iyalah masa mau gratisan. Berapa bayarnya? Ya sebelum masuk museum Rp. 2.500,00 dan kalau mau  dilanjutin ke pucuk tugu bayar Rp. 7.500,00. Seorang kasir menyodorkan ku 2 tiket naik ke atas (aku berdua loh). “lima belas ribu bang” kata seorang kasir. “oh lima belas ya? Kalo mahasiswa gimana bang” kataku pada si kasir. “mana KTM nya?”. Spontan kami keluarkan KTM kami dan si kasir bilang “ jadi Rp. 7.000,00 bang”. Hahag ngirit 55% nih jadinya. Gak ada rugi nih bawa KTM kemana-mana. Yang tadinya Rp. 7.500,00/orang jadi Rp.3.500,00/ orang.
Kami bergegas menuju lip dimana ada petugas tersendiri didalam lip tersebut. Kami  juga jumpai anak-anak pariwisata beralmamater biru yang disebut dengan staf magang. Sampai atas dan keluar dari lip kami juga tak lupa jeprat-jepret. Masjid Istiqlal, kantor pertamina, dan gedung-gedung terlihat dari atas. Kalo mau lihat lebih dekat bisa juga loh, ada teropong dimana sebelum memakainya kita kudu beli koin bernilai Rp. 2.000,00. Yah kurang lebih 1 menit lah bisa pake itu teropong dengan 1 koin.
Hah sombong-sombong, pamer-pamer, lebay-lebay . . peduli amat dengan kata-kata tersebut. Sulit loh menuliskan moment-moment begini kalo tidak terbiasa menulis. . wah pembelaan diri nih? Ya boleh dibilang seperti itu. Pada intinya mari kita kedepankan sifat positif dulu pada setiap sesuatu, jangan sampai negatif lebih dulu dari positif. Okay, . aku tidak butuh orang bilang apa, tapi aku butuh belajar menulis, aku butuh mental untuk menulis. Apapun itu yang kutulis. So, bagaimana dengan Anda? Bagaimana dengan KTM Anda?

No comments:

Post a Comment